Salam adalah salah satu dari asma Allah swt. Mengucapkan salam, baik kepada orang yang anda kenal maupun yang tidak Anda kenal akan membangkitkan rasa aman, mempererat ikatan, dan menumbuhkan rasa cinta. Rasulullah sendiri telah berwasiat tentang itu. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasul bersabda,
"Kamu tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman hingga kamu saling mencintai (karena Allah). Apakah kamu maujika aku tunjukkanpada satu perkara jika kamu kerjakan perkara itu maka kamu akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kamu!" (HR. Muslim)
Dengan begitu, Rasulullah saw. telah meletakkan ta-ngan kita pada satu kunci yang amat penting. Mengucap atau menjawab salam akan dapat memberikan gambaran seberapa jauh orang itu iltizam dengan ajaran Islam.
Ada perbedaan yang amat besar antara orang yang mengucapkan "Salam" lalu dijawab dengan "Salam" dengan orang yang mengucapkan "Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh" lalu dijawab dengan "Wa'alaikumus-salam wa rahmatullahi wa barakatuh". Ada beberapa orang yang tatkala Anda mengucapkan "Assalamu 'alaikum", mereka menjawab dengan "Selamat Pagi" atau "Selamat Datang", atau dengan jawaban-jawaban yang lain.
Dengan mengucap dan menjawab salam, Anda dapat mengenal orang lain dan mengetahui tingkat konsistensi mereka terhadap ajaran agama. Sebagian orang ada yang mengucapkan salam sebagaimana seorang komandan militer memerintah anak buahnya, padahal mengucapkan salam merupakan ucapan selamat yang tersusun dari untaian kata-kata yang sangat indah, yakni "as-salam" (kesejahteraan), "arrahmah" (rahmat), dan "al-barakah" (berkah). Ucapan salam hendaknya keluar dari lubuk hati yang paling dalam dan dikeluarkan dengan disertai perasaan kasih sayang, karena tujuan dari sebuah perkenalan adalah pernyataan hati.
Dari Abu Dzar ra., la berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah sekah-kali kamu meremehkan kebaikan, meskipun hanya berupa keceriaan wajah tatkala bertemu dengan saudaramu." (HR. Muslim)
Menjawab salam hukumnya wajib. Kita akan dapat membuat orang yang mengucap salam itu bersimpati kepada kita, yaitu tatkala dengan sikap tanggap kita menjawab ucapan salam tersebut dengan ucapan salam yang lebih baik dan dengan tatapan wajah yang dihiasi dengan senyuman. Allah swt. berfirman,
"Apabila kalian diberi penghormatan dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah selalu membuat perhitungan atas tiap-tiap sesuatu." (An-Nisa': 86)
Mengucapkan salam tidak terbatas pada orang yang kita kenal saja, tetapi lebih dianjurkan kepada orang yang belum kita kenal agar lebih memperluas perkenalan dan ukhuwah Islamiah.
Dari Abdullah bin Mas'ud ra. bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw., "Di antara ajaran Islam manakah yang paling baik?" Rasulullah saw. menjawab, "Memberi makan dan mengucap salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal." (Muttafaqun 'Alaih)
Para sahabat ra. adalah generasi yang paling paham terhadap nilai dan maksud ajaran ini. Dengan metode itulah generasi ini dapat merangkul banyak orang.
Dari Thufail bin Abu Ka'ab ra. bahwa ia datang menemui Abdullah bin Umar ra., lalu keduanya pergi ke pasar. Thufail menceritakan, "Tidaklah Ibnu Umar melewati orang di tengah jalan atau menjual barang da-gangan atau orangorang yang lain, kecuali la mengucap salam kepada mereka. Pada hari yang lain saya datang ke tempat Abdullah bin Umar, kemudian ia mengajakku ke pasar. Saya menjawab, 'Apa yang akan anda perbuat di pasar? Anda tidak membeli, tidak bertanya tentang harga barang, tidak menawar, dan tidak duduk di tempat-tempat duduk (yang ada di pasar)? Lebih baik kita duduk-duduk di sini dan bercakap-cakap.'
Abdullah bin Umar menjawab, 'Wahai Abu Bathan (panggilan bagi Thufail ra.), kita berjalan demi mengucapkan salam pada setiap orang yang kita jumpai.'" (HR. Malik dan Al-Muwatha' dengan sanad yang shahih)
Mengucap salam di suatu tempat yang asing bagi kita, pada saat kita sangat membutuhkan seorang teman, akan memberikan perasaan aman bagi kita dan membuat orang yang berhadapan dengan kita merasa simpati. Ada pepatah kuno mengatakan, "Seandainya bukan karena salam yang kau ucapkan sebelum kau berbicara, niscaya aku telah memakan dagingmu sebelum memakan tulangmu."
Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, "Yang mengendarai kendaraan hendaklah mengucapkan salam kepada yang berjalan kaki, yang berjalan kaki hendaklah mengucapkan salam kepada yang duduk, yang sedikit mengucapkan salam kepada yang banyak, dan yang muda mengucapkan salam kepada yang tua. Keutamaan orang yang lebih dahulu mengucapkan salam adalah sangat besar."
Dari Umamah ra., la berkata bahwa ada seorang yang bertanya kepada Rasulullah saw., "Ya Rasul, di antara dua orang yang bertemu, manakah yang lebih dahulu mengucapkan salam?" Rasul menjawab, "Yang lebih mencintai Allah swt."
Dari Abdullah bin Mas'ud ra., ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "'As-salam' adalah salah satu dari asma Allah yang diletakkan di bumi, maka sebarkan salam di antara kamu." (HR. Bukhari)
Di antara taujih Khalifah Umar bin Khathab ra. adalah, "Tiga hal yang dapat membuat kecintaan saudaramu terhadapmu menjadi tulus (hanya karena Allah) ialah, lebih dahulu mengucapkan salam, memanggilnya dengan panggilan yang ia sukai, dan memberikan tempat duduk dalam satu majelis."
"Menjadi tulus" adalah sebuah ucapan indah yang dapat membersihkan rasa cinta dari tujuan duniawi.
"Kamu tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman hingga kamu saling mencintai (karena Allah). Apakah kamu maujika aku tunjukkanpada satu perkara jika kamu kerjakan perkara itu maka kamu akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kamu!" (HR. Muslim)
Dengan begitu, Rasulullah saw. telah meletakkan ta-ngan kita pada satu kunci yang amat penting. Mengucap atau menjawab salam akan dapat memberikan gambaran seberapa jauh orang itu iltizam dengan ajaran Islam.
Ada perbedaan yang amat besar antara orang yang mengucapkan "Salam" lalu dijawab dengan "Salam" dengan orang yang mengucapkan "Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh" lalu dijawab dengan "Wa'alaikumus-salam wa rahmatullahi wa barakatuh". Ada beberapa orang yang tatkala Anda mengucapkan "Assalamu 'alaikum", mereka menjawab dengan "Selamat Pagi" atau "Selamat Datang", atau dengan jawaban-jawaban yang lain.
Dengan mengucap dan menjawab salam, Anda dapat mengenal orang lain dan mengetahui tingkat konsistensi mereka terhadap ajaran agama. Sebagian orang ada yang mengucapkan salam sebagaimana seorang komandan militer memerintah anak buahnya, padahal mengucapkan salam merupakan ucapan selamat yang tersusun dari untaian kata-kata yang sangat indah, yakni "as-salam" (kesejahteraan), "arrahmah" (rahmat), dan "al-barakah" (berkah). Ucapan salam hendaknya keluar dari lubuk hati yang paling dalam dan dikeluarkan dengan disertai perasaan kasih sayang, karena tujuan dari sebuah perkenalan adalah pernyataan hati.
Dari Abu Dzar ra., la berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah sekah-kali kamu meremehkan kebaikan, meskipun hanya berupa keceriaan wajah tatkala bertemu dengan saudaramu." (HR. Muslim)
Menjawab salam hukumnya wajib. Kita akan dapat membuat orang yang mengucap salam itu bersimpati kepada kita, yaitu tatkala dengan sikap tanggap kita menjawab ucapan salam tersebut dengan ucapan salam yang lebih baik dan dengan tatapan wajah yang dihiasi dengan senyuman. Allah swt. berfirman,
"Apabila kalian diberi penghormatan dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah selalu membuat perhitungan atas tiap-tiap sesuatu." (An-Nisa': 86)
Mengucapkan salam tidak terbatas pada orang yang kita kenal saja, tetapi lebih dianjurkan kepada orang yang belum kita kenal agar lebih memperluas perkenalan dan ukhuwah Islamiah.
Dari Abdullah bin Mas'ud ra. bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw., "Di antara ajaran Islam manakah yang paling baik?" Rasulullah saw. menjawab, "Memberi makan dan mengucap salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal." (Muttafaqun 'Alaih)
Para sahabat ra. adalah generasi yang paling paham terhadap nilai dan maksud ajaran ini. Dengan metode itulah generasi ini dapat merangkul banyak orang.
Dari Thufail bin Abu Ka'ab ra. bahwa ia datang menemui Abdullah bin Umar ra., lalu keduanya pergi ke pasar. Thufail menceritakan, "Tidaklah Ibnu Umar melewati orang di tengah jalan atau menjual barang da-gangan atau orangorang yang lain, kecuali la mengucap salam kepada mereka. Pada hari yang lain saya datang ke tempat Abdullah bin Umar, kemudian ia mengajakku ke pasar. Saya menjawab, 'Apa yang akan anda perbuat di pasar? Anda tidak membeli, tidak bertanya tentang harga barang, tidak menawar, dan tidak duduk di tempat-tempat duduk (yang ada di pasar)? Lebih baik kita duduk-duduk di sini dan bercakap-cakap.'
Abdullah bin Umar menjawab, 'Wahai Abu Bathan (panggilan bagi Thufail ra.), kita berjalan demi mengucapkan salam pada setiap orang yang kita jumpai.'" (HR. Malik dan Al-Muwatha' dengan sanad yang shahih)
Mengucap salam di suatu tempat yang asing bagi kita, pada saat kita sangat membutuhkan seorang teman, akan memberikan perasaan aman bagi kita dan membuat orang yang berhadapan dengan kita merasa simpati. Ada pepatah kuno mengatakan, "Seandainya bukan karena salam yang kau ucapkan sebelum kau berbicara, niscaya aku telah memakan dagingmu sebelum memakan tulangmu."
Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, "Yang mengendarai kendaraan hendaklah mengucapkan salam kepada yang berjalan kaki, yang berjalan kaki hendaklah mengucapkan salam kepada yang duduk, yang sedikit mengucapkan salam kepada yang banyak, dan yang muda mengucapkan salam kepada yang tua. Keutamaan orang yang lebih dahulu mengucapkan salam adalah sangat besar."
Dari Umamah ra., la berkata bahwa ada seorang yang bertanya kepada Rasulullah saw., "Ya Rasul, di antara dua orang yang bertemu, manakah yang lebih dahulu mengucapkan salam?" Rasul menjawab, "Yang lebih mencintai Allah swt."
Dari Abdullah bin Mas'ud ra., ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "'As-salam' adalah salah satu dari asma Allah yang diletakkan di bumi, maka sebarkan salam di antara kamu." (HR. Bukhari)
Di antara taujih Khalifah Umar bin Khathab ra. adalah, "Tiga hal yang dapat membuat kecintaan saudaramu terhadapmu menjadi tulus (hanya karena Allah) ialah, lebih dahulu mengucapkan salam, memanggilnya dengan panggilan yang ia sukai, dan memberikan tempat duduk dalam satu majelis."
"Menjadi tulus" adalah sebuah ucapan indah yang dapat membersihkan rasa cinta dari tujuan duniawi.
Nurul Amni.
No comments:
Post a Comment